Anda Tahu??
    " Welcome To InfoSadayana Blog 2024 " Semoga kita semua senantiasa diberi kebahagiaan selalu!       ""

    Wisata Alam Pulau Flores

    Wisata Alam Pulau Flores
    Nama Flores adalah kata Portugis, yang berarti “bunga”
    Flores merupakan bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini terbagi dalam sembilan kabupaten (pemerintah daerah kabupaten); dari barat ke timur adalah: LabuanBajo (Manggarai Barat), Ruteng (Manggarai Tengah), Borong (Manggarai Timur), Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka ,Larantuka( Flores Timur) dan Lembata.

    Ada juga tempat wisata di Pulau Flores yang sudah dikenal oleh banyak wisatawan yaitu Labuan Bajo. Labuan Bajo ini sebenarnya merupakan sebuah pelabuhan dan menjadi pintu masuk ke Taman Nasional Komodo. Pemandangan laut di Labuan Bajo ini sungguh mengagumkan. Satu hal yang paling indah saat anda berada di labuan Bajo adalah ketika matahari terbenam. Di sini anda bisa menyaksikan keindahan pulau-pulau kecil di sekitar Labuan Bajo yang tersapu sinar matahari yang akan terbenam, pesona saat itu memang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Untuk itu disarankan anda untuk mengunjungi Pulau Flores ini agar bisa menyaksikan keindahan yang sebenarnya.

    Berikut ini adalah beberapa wisata alam yang pernah kita kunjungi :

    KAMPUNG MEGALIT BENA

    Bena,adalah kampong tradisional yang terletak sekitar 18 km arah selatan kota Bajawa.Di kampong ini dapat dijumpai  bangunan tradisional,seperti rumah adat,Ngadu,Bhaga,yang masing-masing merupakan symbol leluhur laki-laki dan perempuan serta lambang persatuan dan kesatuan masing-masing suku.selain itu juga dapat pula dijumpai  bangunan megalith berupa TURE dab NABE yang kondisinya masih tetap utuh sejak ratusan tahun yang lalu..Kampung adat bena juga merupakan salah satu tujuan wisata budaya yang banyak di kunjungi oleh wisatawan baik asing maupun domestic

    PEMANDIAN AIR PANAS SOA

    Pemandian air panas soa terletak sekitar 25 km arah utara dari kota Bajawa,yang merupakan salah satu tujuan wisata alam pemandian air panas alami dengan suhu rata-rata 30-40 derajat celcius,dengan kandungan belerang yang berkhasiat serta mujarap untuk menghilangkan rasa penat atau capai setelah berkatifitas seharian.

    GUNUNG INERIE

    Gunung inerie yang memiliki ketinggian 2.245 meter diatas permukaan laut,dan terletak di selatan kota Bajawa.dari puncak gunung para pendaki bias melihat pemandangan yang indah ke segalah arah dan di bagian selatan dari puncak gunung inerie terdapat sebuah batu besar,yang menurut kepercayaan masyarakat setempat di sebut sebagai JARAMASI satria berkuda sebagai penjaga gunung inerie.gunung inerie juga merupaka salah satu tujuan wisata alam pendakian yang paling banyak dikunjungi pada musim kemarau(juli-agustus)

    DANAU KELIMUTU

    Danau kelimutu yang terletak di atas puncak Gunung kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu.Danau ini berada di atas ketinggian 1.631 meter diatas permukaan laut.Danau kelimutu memiliki tiga kawah yang masing-masing memiliki warna yang berbeda(hijau,merah,hitam kecoklatan)

    FLORES HOBBIT

    Gua liang bua yang diperkirakan terbentuk sekitar 190.000 tahun silam dan terbenuk dari arus sungai yang membawa batuan dan menembus gundukan bukit,setelah melalui proses yang panjang,bebatuan itu menjadi batuan sedimntasi.hal ini didapat melalui uji laboratorium terhadap semple sedimaen pada dinding gua.gua liang bua merupakan situs arkeologi tempat ditemukanya HOMO FLORESIENSIS(manusia flores)yang memiliki tinggi badan 100cm dan berat 25kg.manusia kerdil yang memiliki tengkorak sebesar buah jeruk ini  di duga hidup 13.000 tahun lalu bersama gajah(pigmi)dan komodo..temuan ini di klaim sebagai spesies baru  kemudian dinamakan HOMO FLORESIENSIS

    LA MAFA,BERBURU IKAN PAUS DI LAMALERA

    Orang lamalera memiliki kebudayaan yang cukup tua.mereka berburu ikan paus satu tahun sekali,dengan bersenjatakan senjata tradisional tempuling(tombak) dan perahu tradisional paledang.dan sang pemburu paus sendiri di sebut la mafa yang berarti pemberani dan penakluk.Tradisi ini hanya satu-satunya di flores yang merupakan tradisi yang sangat terkenal dan unik dan sudah turun temurun.tradisi inilah yang membuat lamalera terkenal di seluruh dunia dan banyak wisatawan yang berkunjung  pada musim berburu ikan paus.

    Budaya

    Ada banyak bahasa yang diucapkan di Pulau Flores, semuanya milik keluarga Austronesia. Di tengah-tengah pulau di Kabupaten Ngada, Nagekeo, dan Ende disebut sebagai Flores Tengah Dialek Chain atau Pusat Flores Linkage. Dalam area ini terdapat sedikit perbedaan linguistik di hampir setiap desa. Setidaknya enam bahasa terpisah dapat diidentifikasi. Ini adalah dari barat ke timur: Ngadha, Nage, Keo, Ende, Lio dan Palu’e .

    Flores hampir seluruhnya Katolik Roma dan merupakan salah satu dari “perbatasan keagamaan” diciptakan oleh ekspansi Katolik di Pasifik dan penyebaran Islam dari barat di seluruh Indonesia. Di tempat-tempat lain di Indonesia, seperti di Maluku dan Sulawesi.
    pedagang Portugis dan misionaris datang ke Flores pada abad 16, terutama untuk Larantuka dan Sikka. Pengaruh mereka masih dilihat dalam, budaya bahasa dan agama.

    Ordo Dominikan sangat penting di pulau ini, maupun di pulau-pulau tetangga Timor dan Solor. Ketika pada 1613 Belanda menyerang Fortres dari Solor, populasi benteng ini, dipimpin oleh Dominikan, pindah ke kota pelabuhan Larantuka, di pesisir timur Flores. Populasi ini dicampur, Portugis , lokal keturunan pulau dan Larantuqueiros,  ‘Black Portugis’ (Swarte Portugueezen). The Larantuqueiros atau Topass menjadi orang-orang perdagangan kayu cendana yang dominan di wilayah tersebut selama 200 tahun berikutnya. Kelompok ini menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa untuk ibadah, Melayu sebagai bahasa perdagangan dan dialek campuran sebagai bahasa ibu. Hal ini diamati oleh William Dampier, seorang Brigadir Inggris mengunjungi pulau pada tahun 1699. Pada tahun 1846, Belanda dan Portugis memulai negosiasi terhadap pembatasan wilayah tetapi ini menyebabkan negosiasi ke mana-mana. Pada tahun 1851 gubernur baru Timor, Solor dan Flores, Lima Lopes, dihadapkan dengan suatu administrasi miskin, setuju untuk menjual Flores Timur dan pulau-pulau terdekat untuk Belanda dengan imbalan pembayaran sejumlah 200000 Florin. Lima Lopes melakukannya tanpa persetujuan dari Lisbon dan diberhentikan dipermalukan, tetapi kesepakatan itu tidak dibatalkan dan pada 1854 Portugal menyerahkan semua klaim historisnya di Flores. Setelah ini, Flores menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda sampai kemerdekaan Indonesia, ketika menjadi bagian dari negara ini.

    No comments:

    Post a Comment

    The Best Category
    COPYRIGHT © Info Sadayana 2012
    Top