Kota Palu juga dikenal sebagai penghasil kerajinan kayu hitam (Ebony) yang antik. Tak sampai disitu saja daya tarik kota Palu. Saat menginjakan kaki di ibukota Sulawesi Tengah ini mungkin akan terasa berbeda dengan Anda berkunjung ke Bali atau Lombok. Wisata alam yang tersuguh di sini tak banyak terjamah oleh wisatawan mancanegara yang menganggap kota ini adalah daerah konflik. Tapi Anda tak perlu khawatir, selama Anda tak melanggar aturan yang telah ditetapkan. Anda dapat menjelajahi wisata alam di bawah ini dengan aman dan damai.
Propinsi ini memang lebih terkenal akan keindahan wisata baharinya. Namun ternyata, di samping pantai dan teluk yang menjadi daya tarik kota ini, ada pesona budaya dan peninggalan purba di kota Palu yang layak untuk dijadikan destinasi wisata. Letak kota Palu ini tepat berada di samping Teluk Palu. Menurut kabar burung, di teluk ini akan dibangun pangkalan kapal selam, karena Teluk Palu sangat menjorok ke daratan dan kedalamanya juga mendukung operasi kapal selam.
Ada beberapa tempat wisata yang bisa anda tuju bila anda kebetulan sedang bepergian ke Kota Palu. Beberapa diantaranya adalah keindahan teluk dan pantainya yang menggoda untuk dinikmati. Juga beberapa misteri di taman nasionalnya juga patut disambangi. Bagi anda, yang sangat ingin tahu mengenai budaya dan bagaimana kota ini terbentuk, maka anda dapat mengunjungi museum dan rumah adat mereka yang merekam banyak jejak leluhur dengan baik.
Berikut ini ada beberapa tempat wisata yang pernah saya datangi :
Propinsi ini memang lebih terkenal akan keindahan wisata baharinya. Namun ternyata, di samping pantai dan teluk yang menjadi daya tarik kota ini, ada pesona budaya dan peninggalan purba di kota Palu yang layak untuk dijadikan destinasi wisata. Letak kota Palu ini tepat berada di samping Teluk Palu. Menurut kabar burung, di teluk ini akan dibangun pangkalan kapal selam, karena Teluk Palu sangat menjorok ke daratan dan kedalamanya juga mendukung operasi kapal selam.
Ada beberapa tempat wisata yang bisa anda tuju bila anda kebetulan sedang bepergian ke Kota Palu. Beberapa diantaranya adalah keindahan teluk dan pantainya yang menggoda untuk dinikmati. Juga beberapa misteri di taman nasionalnya juga patut disambangi. Bagi anda, yang sangat ingin tahu mengenai budaya dan bagaimana kota ini terbentuk, maka anda dapat mengunjungi museum dan rumah adat mereka yang merekam banyak jejak leluhur dengan baik.
Berikut ini ada beberapa tempat wisata yang pernah saya datangi :
1. Museum Sulawesi Tengah
Memberikan beberapa informasi tentang sejarah dan budaya propinsi dan masyarakat. Hal-hal yang menarik mencakup peninggalan zaman prasejarah seperti perkakas rumah tangga dan senjata. Adapula contoh-contoh seni dan kerajinan tradisional. Bangunan museum merupakan tipe arsitektur yang berbbeda yang ditentukan di daerah ini.
2. Arena Motocross Tanah Runtuh
Kira-kira 2 km di timur Palu, terletak Tanah Runtuh yang memberikan pemandangan yang menarik ketika matahari terbenam dibalik gunung Gawalise. Ada juga sarana olah raga dan rekreasi disini seperti lapangan golf, pacuan kuda dan arena motocross.
3. Pantai Talise
Pantai Talise merupakan obyek wisata pantai dengan memiliki panorama alam yang indah hamparan teluk dan pegunungan yang begitu mempesona. Selain itu, pantai ini sangat cocok untuk kegiatan olah raga, seperti: berenang, selancar angin (wind surfing), sky air, menyelam, memancing, dan lain sebagainya
Pantai Talise sebagai tempat tamasya adalah pilihan yang paling murah dan mudah karena selain tidak memerlukan biaya, lokasinya teramat mudah untuk dicapai yaitu ditengah kota dan akses jalan yang sudah teraspal .
Keberadaanya yang dekat dengan pusat kota menjadikan pantai ini banyak dikunjungi oleh pendatang maupun masyarakat Palu sendiri. Berkunjung di siang hari agak kurang cocok, karena cuaca di Palu umumnya terik dan angin bertiup sangat kencang saat jam 12 siang lewat.
Pemandangan indah di Pantai Talise saat matahari menjelang terbit. Pantai ini enak dikunjungi saat sore hari menjelang matahari terbenam dan saat sore sambil menikmati makanan kecil dan minuman berupa pisang goreng, pisang eppe, jagung, teh/kopi, sarabba. Disore dan malam hari juga dijadikan tempat rekreasi keluarga dan kaum muda-mudi.
Pantai Talise sebagai tempat tamasya adalah pilihan yang paling murah dan mudah karena selain tidak memerlukan biaya, lokasinya teramat mudah untuk dicapai yaitu ditengah kota dan akses jalan yang sudah teraspal .
Keberadaanya yang dekat dengan pusat kota menjadikan pantai ini banyak dikunjungi oleh pendatang maupun masyarakat Palu sendiri. Berkunjung di siang hari agak kurang cocok, karena cuaca di Palu umumnya terik dan angin bertiup sangat kencang saat jam 12 siang lewat.
Pemandangan indah di Pantai Talise saat matahari menjelang terbit. Pantai ini enak dikunjungi saat sore hari menjelang matahari terbenam dan saat sore sambil menikmati makanan kecil dan minuman berupa pisang goreng, pisang eppe, jagung, teh/kopi, sarabba. Disore dan malam hari juga dijadikan tempat rekreasi keluarga dan kaum muda-mudi.
4. Banua Mbaso
Rumah Raja disebut Souraja yang berarti rumah besar yang juga sering dikenal dengan Sapo Bose atau Banua Mbaso yang melambangkan kebangsawan.
Pada bagian interior dalam terdapat kaligrafi di atas kayu dalam aksara Parisi atau Lufi Arab. Arsitektur kayu yang ditulis di atas batu dan ukiran dengan jelas merupakan pengaruh Melayu dan Bugis dizaman lampau.
Banua Mbaso letaknya ditengah pusat kota Kaledo (Palu) – Sulawesi Tengah, Kecamatan Palu Selatan, dan merupakan situs sejarah yang terdapat di Tana Kaili ini..
Banua Mbaso / Banua Oge atau lebih sering disebut Sou Raja (bahasa daerah kaili yang artinya Rumah Besar atau Pondok Raja) , didirikan sekitar 115 tahun silam, yang berukuran 32 x 11,5 m dan dibangun oleh Raja Palu Jodjokodi sekitar 1892, dan merupakan tempat tinggal sang Raja beserta keluarganya, sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan kerajaanwaktu itu.
Rumah panggung ini merupakan paduan arsitektur gaya Bugis (Sulawesi Selatan) dan Kalimantan Selatan, dimana memiliki 36 buah tiang penyangga rumah bagian induk dan gandaria (Teras) termasuk 8 buah tiang bagian dapur.
Pada bagian interior dalam terdapat kaligrafi di atas kayu dalam aksara Parisi atau Lufi Arab. Arsitektur kayu yang ditulis di atas batu dan ukiran dengan jelas merupakan pengaruh Melayu dan Bugis dizaman lampau.
Banua Mbaso letaknya ditengah pusat kota Kaledo (Palu) – Sulawesi Tengah, Kecamatan Palu Selatan, dan merupakan situs sejarah yang terdapat di Tana Kaili ini..
Banua Mbaso / Banua Oge atau lebih sering disebut Sou Raja (bahasa daerah kaili yang artinya Rumah Besar atau Pondok Raja) , didirikan sekitar 115 tahun silam, yang berukuran 32 x 11,5 m dan dibangun oleh Raja Palu Jodjokodi sekitar 1892, dan merupakan tempat tinggal sang Raja beserta keluarganya, sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan kerajaanwaktu itu.
Rumah panggung ini merupakan paduan arsitektur gaya Bugis (Sulawesi Selatan) dan Kalimantan Selatan, dimana memiliki 36 buah tiang penyangga rumah bagian induk dan gandaria (Teras) termasuk 8 buah tiang bagian dapur.
5. Taman Ria
Taman Ria didatangi oleh pengunjung yang datang di kota Palu. Pantai ini menghadap ke timur, Di lokasi ini juga berderet sekitar 100 kafe penjaja makanan ringan dan hidangan khas Palu lainnya. Kafe buka dari sore hingga malam hari.
6. Gunung Gawalise
Gunung Gawalise di barat kota Palu, kabupaten Donggala, berpotensi sebagai obyek wisata alam dan budaya yang menarik. Gunung Gawalise berjarak ± 34 kilometer dari Palu dan dapat ditempuh oleh kendaraan roda empat dalam kurun waktu ± 1 jam 30 menit. Di gunung Gawalise terdapat desa Dombu yang terletak di ketinggian dan berhawa sejuk. Desa lainnya adalah desa Matantimali, desa Panasibaja, desa Bolobia dan desa Rondingo.
Desa-desa ini didiami oleh suku Da’a. Suku Da’a merupakan sub-etnis suku Kaili yang mendiami daerah pegunungan. Di desa-desa ini dapat disaksikan atraksi sumpit yang diperagakan oleh warga setempat. Rumah di atas pohon masih ditemukan di desa Dombu sampai sekarang.
Di Gunung Gawalise dapat dilakukan hiking/trekking dengan rute-rute Wayu – Taipanggabe – Dombu – Wiyapore – Rondingo Kayumpia/Bolombia – Uemanje dalam waktu kurang dari 1 minggu.
Desa-desa ini didiami oleh suku Da’a. Suku Da’a merupakan sub-etnis suku Kaili yang mendiami daerah pegunungan. Di desa-desa ini dapat disaksikan atraksi sumpit yang diperagakan oleh warga setempat. Rumah di atas pohon masih ditemukan di desa Dombu sampai sekarang.
Di Gunung Gawalise dapat dilakukan hiking/trekking dengan rute-rute Wayu – Taipanggabe – Dombu – Wiyapore – Rondingo Kayumpia/Bolombia – Uemanje dalam waktu kurang dari 1 minggu.
7. Sou Raja Rumah Bangsawan di Palu
Sou Raja adalah rumah bangsawan di Palu. Sou Raja ini adalah bukti sejarah bahwa Palu dahulu pernah diperintah kerajaan. Sou Raja sendiri fungsinya seperti tumah dinas Raja. Hanya Raja dan keturunanya yang boleh tinggal di sini. Sou Raja sendiri dibangun dengan menggunakan pondasi kayu Ulin atau kayu Bayan. Sedangkan atapnya selalu berbentuk segitiga.
Anda dapat mengunjungi Sou Raja ini yang terletak di Palu Selatan, tepatnya di Desa Lere, masih kota juga. Jadi jangan khawatir tentang transportasi karena cukup naik kendaraan umum.
Selain Sou Raja, ada juga Makam Datok Karamah. Datok Karamah dipercaya berasal dari Aceh dan merupakan orang yang membawa ajaran Islam masuk ke Sulawesi Tengah.
Anda dapat mengunjungi Sou Raja ini yang terletak di Palu Selatan, tepatnya di Desa Lere, masih kota juga. Jadi jangan khawatir tentang transportasi karena cukup naik kendaraan umum.
Selain Sou Raja, ada juga Makam Datok Karamah. Datok Karamah dipercaya berasal dari Aceh dan merupakan orang yang membawa ajaran Islam masuk ke Sulawesi Tengah.
8. Museum Sulawesi Tengah di Palu
Museum ini terletak di tengah kota Palu. Di sini anda bisa melihat koleksi gajah purba dan bagaimana masyarakat Sulawesi Tengah jaman dulu meramu, membuat kain dari kulit dan sebagainya. Bila anda penasaran dengan budaya dan asal usul nenek moyang kota ini, maka anda di sarankan datang ke Museum Sulawesi Tengah.
9. Taman Nasional Lore Lindu di Palu
Tempat wisata di Kota Palu lainnya adalah Taman Nasional Lore Lindu. Bagi anda yang suka kegiatan petualangan, maka disarankan datang ke Taman Nasional Lore Lindu ini. Gunung, danau, flora dan fauna di sini sangat indah. Pantainya pun dijamin masih perawan. Apalagi anda juga bisa melihat batu batu dari jaman megalitik di sini. Banyak hal bisa dilakukan di kawasan Hutan Taman Nasional Lore Lindu. Hewan dan flora yang dilindungi bisa anda jumpai di tempat ini.
10. Taman Alam Poboya
yang terletak 7 km ke arah timur kota ini pada pinggir sebuah bukit yang ditutupi oleh kayu-kayu gaharu memberikan suatu pemandangan yang menarik di lembah dan teluk kayu. Suaka ini merupakan suatu lokasi kemping/berkemah.
11. Potensi emas di Poboya
Emas di Poboya benar-benar menjadi magnit. Diperkirakan ratusan, bisa ribuan penambang, berikut penadah tengah mengadu untung di lokasi ini. Omzetnya pun gila-gilaan, miliaran setiap harinya. Data tak resmi menyebutkan setiap harinya puluhan kilogram emas berhasil didulang, dengan kadar 40-60%. Harga jual pun fantastis, rata-rata Rp. 60-130 ribu per gram. Menjualnya tak sesulit mendulang. Di sekitar desa Poboya, para pembeli telah siap menggelontorkan uang untuk setiap gram emas, logam yang tak lekang nilai keasliannya sepanjang sejarah.Desa yang pernah melambung namanya karena menjadi lokasi eksekusi Fabianus Tibo cs (terpidana mati atas kasus kerusuhan Poso, kini kembali melambung bak meteor.
12. Poboya
Poboya kini sebuah wilayah kelurahan di Kecamatan Palu Timur, Palu Sulawesi Tengah. Tak diketahui secara pasti sejak kapan orang-orang mulai menambang emas di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Poboya ini. Penduduk setempat mengenalnya sebagai lokasi kegiatan anak-anak Pramuka. Aktivitas mulai sesaat setelah sejumlah geolog yang dikirim PT Citra Palu Mineral/CPM (perusahaan patungan PMDN dan PMA) pada akhir tahun 1998 melakukan pengeboran pada beberapa titik di lahan konservasi ini. Mereka mengambil sampel tanah mengandung emas guna kepentingan uji laboratorium. Pada awalnya, hanya segelintir penduduk setempat yang mendulang emas. Pola penambangannya pun terbatas, dan hanya mendulang di sekitar aliran Sungai Poboya.
Cuaca panas ini tak membuat penambang emas di Kelurahan Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah, beranjak dari tempatnya memecah batu. Sebagian mengaso sebentar, berdiri lagi, lalu mengambil martil dan linggis untuk kembali sibuk menggali tanah dan memecah batu. Poboya hampir tak pernah tidur. Sejak pagi hingga malam, suara pukulan martil dan linggis beradu dengan batu-batu keras hampir tak pernah berhenti. Truk, mobil bak terbuka, dan kendaraan roda dua hilir mudik mengangkut karung berisi batu menuju permukiman terdekat di Poboya berjarak sekitar 10 kilometer. Jalan tanah sempit dan berbatu menyeberangi sungai bukan hambatan.
Cuaca panas ini tak membuat penambang emas di Kelurahan Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah, beranjak dari tempatnya memecah batu. Sebagian mengaso sebentar, berdiri lagi, lalu mengambil martil dan linggis untuk kembali sibuk menggali tanah dan memecah batu. Poboya hampir tak pernah tidur. Sejak pagi hingga malam, suara pukulan martil dan linggis beradu dengan batu-batu keras hampir tak pernah berhenti. Truk, mobil bak terbuka, dan kendaraan roda dua hilir mudik mengangkut karung berisi batu menuju permukiman terdekat di Poboya berjarak sekitar 10 kilometer. Jalan tanah sempit dan berbatu menyeberangi sungai bukan hambatan.
13. Jembatan Palu IV
Jembatan Palu IV merupakan sebuah jembatan yang terletak di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Jembatan ini diresmikan pada Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan ini membentang di atas Teluk Talise ini berada di kelurahan Besusu dan Lere, yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat.
Jembatan kuning ini merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Perancis.
Sejak tanggal peresmian tersebut, masyarakat Palu dan sekitarnya selalu ingin melihat jembatan sepanjang 300 meter itu sekaligus menikmati tenggelamnya mentari.Tenggelamnya matahari terlihat lebih jelas dan mempesona dari atas jembatan. Apalagi, saat sinar matahari yang berwarna jingga kekuningan memantul ke permukaan Teluk Palu, keindahan semakin nyata. Air Teluk Palu pun berubah warna mengikuti warna sang Surya yang mulai sirna ditelan pegunungan Gawalise.
Jembatan kuning ini merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Perancis.
Sejak tanggal peresmian tersebut, masyarakat Palu dan sekitarnya selalu ingin melihat jembatan sepanjang 300 meter itu sekaligus menikmati tenggelamnya mentari.Tenggelamnya matahari terlihat lebih jelas dan mempesona dari atas jembatan. Apalagi, saat sinar matahari yang berwarna jingga kekuningan memantul ke permukaan Teluk Palu, keindahan semakin nyata. Air Teluk Palu pun berubah warna mengikuti warna sang Surya yang mulai sirna ditelan pegunungan Gawalise.
14. Pantai Tanjung Karang
Terletak sekitar 5 kilometer di utara Donggala merupakan kawasan pantai dengan pasir putih dan pantainya yang sangat menyenangkan untuk kegiatan air seperti berenang dan snorkeling. Wisatawan yang datang ke tempat ini adalah mereka yang memang gemar dengan pasir pantai, air laut dan matahari. Lokasi wisata ini memiliki fasilitas akomodasi yang cukup lengkap dan sebagian besar penginapan di tempat ini menyewakan peralatan snorkeling.
15. Pulau Pasoso
Potensi alam yang dimiliki Sulawesi Tengah menjadi objek wisata yang unik seperti halnya Pulau Pasoso di wilayah kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala. Letaknya sekitar 100 kilometer dari Palu dan dapat dicapai dengan jalan darat serta dilanjutkan melalui laut selama tiga jam. Pulau ini dikenal sebagai pulau penyu, terutama penyu hijau yang populasinya sangat tinggi. Antara bulan september dan Oktober penyu-penyu itu bertelur di pesisir Pulau Pasoso. Di sini wisatawan juga dapat menikmati terbit dan terbenamnya matahari.
Pusentasi
Terdapat di Desa Towale, sekitar 12 kilometer dari Kota Palu. Pusentasi berasal dari bahasa Kaili yang berarti pusar air laut atau air sumur laut. Pusar air laut adalah sebuah gua yang masih terhubung dengan laut oleh beberapa saluran yang tersembunyi. Sumur air laut terletak di daratan tapi airnya terasa asin dan jernih sehingga pengunjung dapat melihat ikan-ikan berenang di dalamnya.
Pusentasi
Terdapat di Desa Towale, sekitar 12 kilometer dari Kota Palu. Pusentasi berasal dari bahasa Kaili yang berarti pusar air laut atau air sumur laut. Pusar air laut adalah sebuah gua yang masih terhubung dengan laut oleh beberapa saluran yang tersembunyi. Sumur air laut terletak di daratan tapi airnya terasa asin dan jernih sehingga pengunjung dapat melihat ikan-ikan berenang di dalamnya.
16. Air Panas Bora
Merupakan objek wisata alam lainnya di Kabupaten Donggala yang terletak di Desa Bora, Kecamatan Sigi Biromaru, sekitar 20 kilometer dari Palu, Sulawesi Tengah. Memiliki panorama alam yang indah dan dari celah-celah gunung mengalir air panas yang ditampung pada bak penampungan. Untuk mencapai lokasi ini pengunjung harus melewati perkampungan tradisional.
Lembah Pipikoro
Bagi pecinta alam sejati, kunjungan ke tempat wisata lembah pipikoro cukup menantang. Lembah yang memiliki panorama indah ini sekaligus sebagai pembatas antar wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Perjalanan ke lembah Pipikoro sangat menangtang. Wisatawan dapat melakukan trekking dari Gimpu-Tubo-Mapahi-Peana-Towalu atau bisa juga dengan menyusuri sungai Towiora untuk meneruskan perjalanan ke Dinggala.
Lembah Pipikoro
Bagi pecinta alam sejati, kunjungan ke tempat wisata lembah pipikoro cukup menantang. Lembah yang memiliki panorama indah ini sekaligus sebagai pembatas antar wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Perjalanan ke lembah Pipikoro sangat menangtang. Wisatawan dapat melakukan trekking dari Gimpu-Tubo-Mapahi-Peana-Towalu atau bisa juga dengan menyusuri sungai Towiora untuk meneruskan perjalanan ke Dinggala.
17. Burung Maleo
Banyak dijumpai di Kabupaten Parigi Moutong terutama di Desa Sausu Peoreh. Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan bus selama dua jam dari Kota Palu. Burung Maleo suka membuat gundukan atau sering disebut burung inkubator. Rumpun burung ini ditemukan di Indonesia bagian timur hingga Polinesia dan Australia. Burung ini berbulu hitam dan putih yang mencolok dengan dada merah jambu. Ekornya berdiri tegak dan kepala gundul. Besarnya seperti ayam betina dengan berat 1,6 kilogram. Burung Maleo menggunakan sumber panas dari luar untuk menetaskan telurnya. Keberadaannya menjadi daya tarik bagi wisatawan dengan minat khusus untuk mengamati kehidupan burung. Jarang-jarang ada tempat wisata seperti ini di Indonesia.
18. Pulau Kelelawar
Sekitar 97 kilometer dari Palu juga menjadi objek wisata alam sulawesi tengah yang memiliki pasir putih, lokasi selam yang menarik dan aktivitas lainnya. Pulau ini terletak di Desa Tomoli, Kecamatan Ampibabo.
Pulau Makatata
Masih di seputar Parigi Moutong, terdapat Pulau Makatata, sekitar 85 kilometer dari Palu. Pulau ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat dilanjutkan dengan naik boat selama 25 menit. Panorama alamnya sangat indah dan dihuni oleh masyarakat suku Bajou yang terkenal dengan penangkapan ikan secara tradisional.
Pulau Makatata
Masih di seputar Parigi Moutong, terdapat Pulau Makatata, sekitar 85 kilometer dari Palu. Pulau ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat dilanjutkan dengan naik boat selama 25 menit. Panorama alamnya sangat indah dan dihuni oleh masyarakat suku Bajou yang terkenal dengan penangkapan ikan secara tradisional.
19. Pantai Nalera
Terletak di Desa Marantale, sekitar 65 kilometer dari kota Palu dan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat selama 3 jam. Potensinya cukup menarik karena memiliki pantai berpasir putih sepanjang 5 kilometer dan banyak dikunjungi wisatawan lokal pada akhir pekan.
Likunggawali
Kondisi alam yang ada menjadi tempat wisata yang tepat untuk olahraga panjat tebing yaitu di kawasan Likunggawali, Marantale. Di sini terdapat tebing yang curam mencapai 80 meter sehingga tepat menjadi objek wisata panjat tebing. Ada juga air terjun Toramaya yang berjarak 4 kilometer dari Desa Towera di mana para wisatawan dapat melihat sarang burung walet.
Likunggawali
Kondisi alam yang ada menjadi tempat wisata yang tepat untuk olahraga panjat tebing yaitu di kawasan Likunggawali, Marantale. Di sini terdapat tebing yang curam mencapai 80 meter sehingga tepat menjadi objek wisata panjat tebing. Ada juga air terjun Toramaya yang berjarak 4 kilometer dari Desa Towera di mana para wisatawan dapat melihat sarang burung walet.
20. teluk-palu
Teluk Palu ini memiliki pesonanya sendiri dimata masyarakat Palu. Masyarakat sekitar sering mengunjungi wisata alam ini saat sore hari. Mereka yang datang biasanya melakukan oleh raga air seperti memancing ikan. Sebuah festival unik juga diadakan setiap tahunnya di Teluk Palu ini.
21. Taman Nasional Lore Lindu
Status kawasan Taman Nasional Lore Lindu telah dikukuhkan pada tanggal 23 Juni 1999 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 464/Kpts-II/1999. Pengelolaannya, di kelola oleh Balai Taman Nasional Lore Lindu sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 tentang organisasi dan tata kerja Balai Taman Nasional dan Unit Taman Nasional.
Di Taman Nasional Lore Lindu ini Anda dapat menemukan beragam flora dan fauna yang dilestarikan dari kepunahannya. Fauna yang terdapat di lokasi wisata alam ini diantaranya, Mamalia besar seperti anoa dan kerbau kerdil, 263 jenis burung dan reptil seperti ular piton. Sedangkan floranya ialah, tumbuhan vegetasi hujan dataran rendah seperti pohon pawa, tumbuhan vegetasi hutan hujan pegunungan seperti pohon kaha, tumbuhan vegetasi sub hujan pegunungan seperti pohon aru dan tumbuhan vegetasi sub hutan alpin seperti pepohonan jenis leptospermum.
Di Taman Nasional Lore Lindu ini Anda dapat menemukan beragam flora dan fauna yang dilestarikan dari kepunahannya. Fauna yang terdapat di lokasi wisata alam ini diantaranya, Mamalia besar seperti anoa dan kerbau kerdil, 263 jenis burung dan reptil seperti ular piton. Sedangkan floranya ialah, tumbuhan vegetasi hujan dataran rendah seperti pohon pawa, tumbuhan vegetasi hutan hujan pegunungan seperti pohon kaha, tumbuhan vegetasi sub hujan pegunungan seperti pohon aru dan tumbuhan vegetasi sub hutan alpin seperti pepohonan jenis leptospermum.
No comments:
Post a Comment